Selasa, 31 Mei 2011

KASIH YANG UNIK


Lukas 10:27

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."



Kasih

Kata "kasih" merupakan sebuah kata yang kompleks. Kompleksitasnya tidak hanya dalam tatanan makna, tapi juga dalam praktik. Kasih harus melampaui perkataan dan menjelma dalam perbuatan. Dan Tuhan kita, Yesus Kristus telah meninggalkan teladan yang sangat baik. Roma 12:9, Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.



Kasih AGAPE

Kasih yang murni, sejati, dan tidak dibuat-buat (pure love), di mana ada kasih dan sayang yang tulus. Kasih yang ditunjukkan adalah kasih yang memberi tanpa syarat (unconditional love). Dalam keadaan apa pun, kasih agape haruslah tetap sama dan tidak pernah berubah (unchanging love) oleh situasi apapun.



Kasih yang dicurahkan adalah kasih yang tidak terbatas (unlimited love), melainkan kasih yang nyata dari komitmen. Kasih seperti itu hanya dapat dilakukan jika kita memiliki pengenalan yang benar akan Allah di dalam Kristus, yang adalah Sang Kasih itu sendiri.



I. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu” “You shall love the Lord your God with all your heart and with all your soul and with all your strength and with all your mind.”



Untuk mengasihi Tuhan Allah kita, Tuhan Yesus menekankan dengan menggunakan kata ‘segenap’, artinya, Tuhan Yesus menghendaki komitmen total kita; dimana saja! kapan saja! hanya DIA! In order to love our God, our Lord Jesus stressed the word all and this means that the Lord Jesus wants our total commitment wherever we are and whenever it is! Only HIM!



Segenap hati (Ada iman dalam segala aspek kehidupan kita). Segenap jiwa (Ada emosi dan ekspresi yang mendorong semangat untuk bertindak). Segenap kekuatan (Ada tindakan nyata dalam kehiudupan kita sehari-hari untuk dapat menjadi berkat bagi orang lain). Segenap akal budi (Ada ide-ide yang kreatif untuk membangun).



II. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri

Love your neighbor as yourself.

Mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri adalah perkataan Tuhan Yesus di Matius 22: 39, Markus 12: 31, Lukas 10: 27, Yohanes 13: 34 – 35. Demikian juga Paulus di dalam Roma 13: 9; Galatia 5: 14, dan juga penulis Yakobus dalam Yakobus 2: 8.



Istilah sesama manusia adalah kepada siapa saja yang berhubungan dengan manusia, bukan hanya saudara dekat, atau sebangsa, atau yang dekat dengan kita, tetapi kepada semua manusia yang berhubungan dengan kita. Hal inilah yang kita pelajari dari Lukas 10: 29 – 37, tentang siapakah sesama kita manusia? Jawabannya adalah orang yang menunjukkan belas kasihan. Bahkan Tuhan Yesus berkata, bukan hanya mengasihi sesama, tetapi ”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5: 44).



Kehidupan orang kristen memang seharusnya dihidupi dan dijalani dengan kenyataan yang sebenarnya, bukan dengan kepura-puraan yang ada. Paulus berkata, ”Barangsiapa sudah mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum taurat” ( Rom 13:8).

Oleh karena itu kita harus mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Matius 7: 12). Bagaimana memulainya? Tentu harus dimulai dari cara pandang kita terhadap orang lain. Cara pandang kita haruslah selalu positip dan jangan selalu berprasangka negatip terhadap orang lain. Suatu ketika orang membawanya seorang yang lumpuh. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Melihat hal itu, berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tuhan Yesus tahu apa yang mereka pikirkan, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? (Matius 9: 2 – 4). Sikap berpikir negatip melahirkan kesimpulan yang negatip pula dan sangat menyakitkan, sampai-sampai mereka menyimpulkan: ”Tuhan Yesus menghujat Allah”



Cara berpikir positip menciptakan dunia yang semakin baik sebagaimana yang dialami Paulus, walaupun ada yang mencela dia namun ia memandangnya positip: ”Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia.” (2 Korintus 8: 21). Jika demikian cara berpikir kita, keluarga pun akan semakin baik, persaudaraan pun akan semakin baik, tetangga yang hangat dan harmonis, pekerjaan semakin lebih baik, dunia pun akan semakin ramah, dan hidup ini pun akan semakin indah.



III. Ada 3 sisi kehidupan yang dapat membuktikan kita mengasihi Tuhan atau tidak.



1. Kita mengasihi Tuhan dibuktikan pada orang yang paling dekat dengan kita.

Mereka akan tahu bahwa kita mengasihi Tuhan, kalau mereka merasakan kasih Tuhan yang mengalir melalui hidup kita. Kalau engkau mengasihi Tuhan maka engkau pun akan mengasihi keluargamu, engkau akan mengampuni orang-orang yang ada di sekitarmu.



2. Kita mengasihi Tuhan berbicara tentang pelayanan kita.

Apa motivasimu dalam pelayanan? Kalau engkau hanya untuk mencari popularitas, maka lebih baik jangan kamu ambil pelayanan itu. Jadikan pelayananmu sebagai persembahan kasihmu pada Tuhan. DIA tahu bahwa hatimu mengasihi-Nya didalam pelayananmu dimanapun dan seperti apapun, maka engkau akan melihat bahwa kasih karunia Tuhan ada bagimu.Orang-orang yang mengasihi Tuhan dan sangat mendukung pelayanan Tuhan melalui tenaganya, waktunya, dan seluruh usahanya.



3. Kita mengasihi Tuhan, maka apapun yang kau lakukan, lakukanlah itu seperti bukan untuk manusia tapi untuk Tuhan (Kolose 3:23)

Kalau engkau mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu maka engkau akan tetap menjadi hamba-Nya di mana pun engkau berada! Dan engkau akan mengungkapkan kasihmu kepada Tuhan dengan apa yang kau kerjakan dan itu berarti di tempat engkau sekolah & bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar