Rabu, 28 Oktober 2009

The five languages of love




















Pengantar

Bahasa Kasih merupakan unsur penting dalam membina hubungan yang harmonis antara suami-isteri, orang tua dan anak.

Anak-anak yang merasa dikasihi orang tua mereka dan sebayanya akan mengembangkan.

Bahasa Kasih emosional berdasarkan konstruksi psikologis mereka yang unik dan cara bagaimana orang tua mereka dan orang-orang penting lain mengungkapkan rasa sayang mereka kepada mereka.


LIMA BAHASA KASIH

Di dalam inti eksistensi manusia terdapat hasrat untuk bergaul intim dan dicintai oleh orang lain. Kebutuhan emosional akan kasih, bagaimanapun, bukan merupakan sekedar fenomena masa kanak-kanak. Kebutuhan itu mengikuti kita ke dalam masa dewasa dan perkawinan kita. Tatkala hal ini tidak terpenuhi, maka akan membuat seseorang mengalami “tangki emosi yang kosong.” Hal ini merupakan hasil dari pola asuh orang tua sejak masa kanak-kanak dan bahkan sejak janin dalam kandungan ibunya.

Orang yang sedang “jatuh cinta” mempunyai ilusi bahwa kekasihnya adalah sempurna. Ibunya bisa melihat kekurangan-kekurangan orang itu, tetapi yang sedang dibuai itu sama sekali tidak bisa melihat apa-apa. Orang-orang yang sedang jatuh cinta akan kehilangan minat untuk mengejar hal-hal lain. Itulah mengapa kita menyebutnya “obsesi.”

Pengalaman “jatuh cinta” (baca: ilusi) tidak terfokus pada pertumbuhan kita sendiri atau pada pertumbuhan dan perkembangan orang lain. Sesungguhnya, pengalaman itu memberi kita perasaan bahwa kita telah sampai pada tujuan.

Kasih dan cinta itu memerlukan usaha dan disiplin. Itulah pilihan yang memerlukan energi dalam suatu usaha demi kebaikan orang yang kita cintai, mengetahui bahwa jika kehidupan dia dibahagiakan oleh usaha kita, maka kita pun menemukan perasaan puas. Kepuasan ini bisa terjadi karena kita dengan tulus telah mencintai seseorang.


Bahasa Kasih # 1: KATA-KATA PENDUKUNG

Salah satu cara untuk mengungkapkan emosi kasih sayang ialah dengan menggunakan kata-kata pendukung. Psikolog William James mengatakan bahwa kebutuhan paling mendalam manusia ialah kebutuhan untuk merasa dihargai. Contoh: “Terimakasih pa, sebab papa telah melakukan pekerjaan dengan tanpa mengeluh untuk kami.”

Sasaran cinta bukanlah mendapat sesuatu yang Anda inginkan, tetapi melakukan sesuatu untuk kebahagiaan orang lain yang Anda cintai. Tetapi, ke- nyataannya adalah bahwa apabila kita menerima kata-kata yang mendukung kita, maka kemungkinan besar akan lebih termotivasi untuk memberi respon yang sama. Membesarkan hati memerlukan empati, maka berikanlah pujian. Pujian pertama adalah pujilah dengan penuh ketulusan dan kedua pujilah secara spesifik. Selanjutnya, kasih tidak akan pernah menyimpan daftar catatan dari kesalahan-kesalahan. Cinta tidak mengungkit-ungkit kegagalan-kegagalan masa lalu. Dan kasih itu selalu memberi.


Bahasa Kasih # 2: SAAT-SAAT MENGESANKAN

Aspek utama dari saat-saat mengesankan adalah kebersamaan. Kebersamaan itu dapat diartikan dengan Love adalah Time adalah Work. “Orang yang mencintai tidak mungkin tidak dapat menyediakan waktunya untuk orang yang dicintainya, dan orang yang mencintai tidak hanya menyediakan waktu untuk orang yang dicintainya tetapi juga harus melakukan sesuatu untuk orang yang dicintainya.”

Saat-saat mengesankan bukan berarti bahwa kita harus menghabiskan saat-saat kebersamaan kita dengan menatap tanpa henti, namun kita sedang melakukan sesuatu bersama dan bahwa kita sedang memberi perhatian sepenuhnya kepada orang di depan kita. Yang penting dari segi emosi ialah bahwa kita sedang menghabiskan waktu yang dipusatkan pada satu dengan yang lain, -kebersamaan.

Saat-saat mengesankan diungkapkan melalui percakapan yang mengesankan pula, yaitu dialog simpatik, di mana dua orang berbagi pengalaman, pikiran, perasaan dan hasrat mereka dalam suatu konteks yang ramah dan tidak terputus-putus. Kata-kata pendukung dipusatkan pada apa yang sedang kita katakan, sedangkan percakapan mengesankan dipusatkan pada apa yang kita sedang dengar.

Satu cara untuk belajar pola baru adalah menentukan waktu berbagi tiap hari di mana Anda masing-masing berbicara mengenai tiga hal yang terjadi pada diri Anda hari itu dan bagaimana perasaan Anda mengenai kejadian tersebut. Selain Bahasa Kasih, dasar dari saat-saat mengesangkan, masih ada satu dialek yang disebut aktivitas mengesankan; tujuannya adalah mengalami sesuatu bersama, dan setelah selesai mengalaminya, Anda mendapatkan perasaan, “Aku peduli padanya,” dan “Ia peduli padaku.”


Bahasa Kasih # 3: MENERIMA HADIAH-HADIAH

Pemberian itu merupakan symbol pikiran kita. Hadiah merupakan ungkapan kasih yang nyata dan terlihat dan teralami oleh seseorang yang menerima hadiah. Bagi yang telah menikah, jika Bahasa Kasih primer pasangan Anda merupakan menerima hadiah, maka Anda dapat menjadi pemberi hadiah yang piawai. Sesungguhnya, inilah salah satu Bahasa Kasih yang paling mudah dipelajari. Namun ingat, hadiah-hadiah tidaklah menggantikan kasih sejati kita; yaitu waktu berkwalitas yang kita berikan, pelayanan, kata-kata dukungan atau sentuhan. Ada satu pemberian yang tidak dapat diraba, tetapi bergema lebih nyaring dari pada pemberian yang bisa dipegang tangan, yaitu pemberian diri Anda. Kehadiran fisik di saat kritis merupakan hadiah yang paling berharga.


Bahasa Kasih # 4: PELAYANAN

Masing-masing setiap hari kita harus memutuskan untuk mencintai atau tidak mencintai sama sekali. Salah satu bentuk bahwa kita mencintai adalah dengan rela melayani. Perbuatan itu membutuhkan pemikiran, perencanaan, waktu, usaha, dan energi. Jika dilakukan dengan semangat positif, maka tindakan-tindakan itu sungguh merupakan pengungkapan cinta dan kasih. Apa yang pernah kita lakukan satu akan yang lain sebelum menikah, itu bukanlah petunjuk dari apa yang kita akan lakukan setelah menikah. Mempelajari Bahasa Kasih pelayanan akan memerlukan usaha dari kita untuk memeriksa kembali keseimbangan peran kita masing-masing.


Bahasa Kasih # 5: SENTUHAN FISIK

Sentuhan fisik merupakan wahana yang luar biasa untuk menyampaikan cinta. Baik itu antara suami dan isteri dan termasuk hubungan dalam keluarga. Sentuhan fisik bukan dilakukan dalam pacaran, jika ini Anda lakukan sebelum menikah, maka Anda sedang “memakai” dan “memanfaatkan” (baca: melecehkan) teman kencan Anda.

Sentuhan fisik bisa membuat atau menghancurkan hubungan. Sentuhan fisik bisa menyampaikan perasaan benci atau cinta. Jika bahasa primer pasangan Anda adalah sentuhan fisik, tidak ada yang lebih penting dari pada memeluknya sementara ia menangis, demikian juga yang diharapkan anak-anak dari orang tuanya. Dalam saat krisis, lebih dari apapun, kita perlu merasa dicintai. Kita tidak bisa selalu merubah kejadian, tetapi kita bisa mengatasinya jika kita merasa dikasihi. Krisis menyediakan kesempatan unik untuk mengungkapkan rasa cinta Anda.


sumber: Dr. Gary Chapman, The Five Languages of Love.

Seorang anak yang tidak pernah mendapat kasih, maka pada masa dewasa ia tidak akan pernah bisa mengasihi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar