Jumat, 23 Oktober 2009

KATAKAN DENGAN SEKUNTUM MAWAR











Pendahuluan


Banyak cara yang dapat dipakai oleh seseorang untuk menyampaikan maksud hatinya “pesan” kepada orang lain. Pesan itu dapat diterima oleh orang lain jika seseorang yang hendak mengirim pesan dapat mengkomunikasikan pesan itu dengan baik. Komunikasi adalah proses berbagi diri, dengan atau tanpa kata-kata (verbal atau non-verbal), agar pihak lain dapat memahami dan menerima maksud si pengirim pesan.

Komunikasi dapat dikatakan berhasil bila orang lain dapat menerima pesan yang kita sampaikan, dengan atau tanpa kata-kata. Komunikasi dapat efektif, positif, dan membangun, tetapi juga menjadi tidak efektif, negatif serta Sesuatu yang positif dari seseorang bisa ditanggapi negatif oleh pihak lain jika komunikasi tidak efektif.



Komunikasi Non-verbal

Kita menyanyi, menangis, berbicara, menggerutu, mengeluarkan kata-kata yang menyatakan rasa bahagia, sukacita, putus asa atau marah. Inilah komunikasi verbal. Kita menyentuh, menggerakkan kepala atau anggota badan, menarik diri,mengerutkan dahi, membanting pintu atau melihat ke arah lain, memberikan sesuatu benda pada orang lain. Dan inilah bentuk-bentuk komunikasi non-verbal.

Gary Chapman mengatakan bahwa dalam menyatakan kasih, “sentuhan fisik merupakan wahana yang luar biasa untuk menyampaikan cinta, baik antara suami dan istri, termasuk hubungan dalam keluarga. Sentuhan fisik bisa membuat atau menghancurkan hubungan. Sentuhan fisik bisa menyampaikan benci atau cinta.”

Kadang-kadang bahasa non-verbal dampaknya sangat luar biasa daripada bahasa verbal. Ekspresi dan bahasa tubuh merupakan pesan yang tidak bisa ditutup-tutupi,artinya memberi makna atas sebuah kejujuran hati. Gary Chapman dalam bukunya yang berjudul “Lima Bahasa Kasih”, salah satu poin yang dibahas adalah dengan memberikan hadiah-hadiah. Pemberian itu merupakan simbol pikiran kita dan hadiah merupakan ungkapan kasih. Inilah bahasa kasih yang diungkapkan melalui pemberian.

Pepatah Jepang mengatakan bahwa “sebuah senyuman itu memiliki nilai ratusan dan bahkan ribuan Yen.” Mengapa bisa demikian? Kalau seseorang menawarkan dagangannya dengan sebuah senyuman, maka konsumen akan merasa puas dengan pelayanannya dan pada akhirnya membeli barang dagangannya. Terkadang pula orang lain bisa mengerti apa maksud kita cukup hanya dengan memberikan sebuah senyuman manis kepadanya. Kisah klasik pun mengatakan bahwa “seorang pria bisa jatuh dalam pelukan seorang wanita gara-gara sebuah senyuman.” Aneh tapi nyata dalam kehidupan ini. Maka muncul slogan: “Katakan dengan sebuah senyuman”.

Maka dalam tulisan ini akan memaparkan salah satu contoh bahasa non-verbal yang sudah sangat populer, yang diharapkan bisa dipakai dalam pelayanan dan kesaksian Kristen, yakni bunga mawar sebagai mediator komunikasi. “Say it with a rose” (Katakan dengan sekuntum mawar).


Dasar teologis dan Maknanya

Bagiku kekasihku setangkai bunga pacar di kebun-kebun anggur En-Gedi. Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. (Kidung Agung 1:14; 2:1).

Raja Salomo sebagai penulis Kitab Kidung Agung mengambarkan isi hatinya dalam bentuk kata-kata pujian yang syarat dengan kiasan-kiasan. Salomo menuliskan kata-kata mutiara cinta kasih yang luar biasa indah dan masih relevan sampai masa kini sebagai penggambaran untuk menyatakan cinta kasih sepasang insan dan khususnya bagi pasangan suami isteri.

Salomo mengibaratkan kekasihnya itu bagaikan setangkai bunga pacar yang tumbuh di kebun-kebun anggur En-Gedi dimana bunga pacar tersebut kelihatan sesuatu yang indah dan mempesona. Demikian juga bunga mawar yang tumbuh di tanah Saron.

Saron merupakan merupakan daerah subur yang banyak lembahnya, dimana lembahnya terhampar rerumputan hijau yang luas, sehingga daerah itu dimanfaatkan untuk menggembalakan binatang ternak seperti lembu sapi, unta, keledai dan kambing domba milik raja Daud (1 Tawarikh 27:29-31).

Kesuburan tanah Saron membuat pertumbuhan sebatang pohon mawar yang mengeluarkan bunga yang indah pada musimnya. Bunga “pacar dan mawar” dipakai Salomo sebagai lambang cinta-kasih.

Penulis dalam hal ini terkesan dengan syair-syair dalam lagu-lagu cinta. Contoh syair dalam dua buah lagu cinta yang sangat populer, yaitu

Di tamanku tumbuh bunga mawar
Kusirami dan harum baunya
Bunga mawar elok nan rupawan
Menghiasi putri khayangan

Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Kuingin memetik dikau,
Berapa lama kuharus menunggu
Tak sabar rasa hati

Bunga mawar yang kau berikan
Tlah tertanam dihatiku
Kini telah berguguran
Helai demi helai

Kuberjalan di dalam kesepian
Kuberjalan di dalam kepedihan
Kutak mau seorang pun tahu
Biarlah kuderita sendiri


Demikianlah bait-bait dari dua buah lagu cinta yang menggambarkan orang yang dicintai dan disayangi itu diibaratkan sebagai bunga mawar yang sedang mengembang. Bunga mawar yang sedang mengembang itu mengundang hasrat bagi orang yang melihatnya untuk “memetiknya” memilikinya segera. Demikian besar daya tarik bunga mawar yang indah itu bagi seseorang yang begitu besar perhatiannya pada seseorang.

Nabi Yesaya menggambarkan orang yang berada dihadirat Allah itu ibarat bunga mawar yang begitu mempesona nan indah serta begitu mengagumkan, “seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai” (Yesaya 35:2). Rasa kagum yang luar biasa itu membangkitkan suasana yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Mungkin kalau boleh saya tulis bunyinya adalah ctghz… ctghz…ctghz (decak kagum).

Pepatah Jerman mengatakan apa itu cinta kasih? “De liefde kun je niet beschrijven. Je kan het alleen bedrijven”. Cinta itu tidak dapat diterangkan, cinta hanya dapat dilakukan.

Bunga mawar sebagai media dalam pelayanan dan jembatan untuk masuknya Injil. Orang Kristen dapat dikenal orang melalui sikap dan perbuatan yang mempesonakan orang lain dimana hidup dan kehidupannya dapat menjadi berkat dan dinikmati oleh orang lain.

Jika bunga mawar dapat digambarkan sebagai bentuk dan ungkapan kasih yang paling dalam, maka dalam hal ini “Say it with a rose” dapat dipakai sebagai jembatan dalam menyampaikan betapa dalamnya kasih Allah pada manusia melalui Yesus Kristus yang sudah mati tersalibkan demi manusia yang berdosa untuk melakukan pendamaian dengan diri-Nya.

Allah itu kasih adanya, Allah yang mengasihi manusia tanpa syarat. Allah yang kasih itu memanggil orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus untuk memiliki kasih. Hal kasih dan mengasihi merupakan kebutuhan hakiki setiap manusia tanpa kecuali, termasuk kasih dan mengasihi antara lawan jenis. Hakiki, karena berpulang kepada panggilan dasariah yang diberikan oleh Allah Sang Pencipta kepada makhluk ciptaan-Nya yang namanya manusia.

“Calling to love. Calling to be loved.These are our essential callings.”
Panggilan untuk mencintai. Panggilan untuk dicintai. Itulah panggilan hakiki kita.

“Say it with a rose” merupakan jembatan untuk menjalin frienship (persahabatan) dan simpati serta empati terhadap orang lain. Apabila sudah terjalin persahabatan yang “intim” erat diharapkan kita bisa menyampaikan dan membagikan rahmat Allah dalam Kristus Yesus kepada sahabat kita itu.

Pemberitaan Injil melalui persahabatan dipandang sebagai metode yang sangat efektif dan tepat guna sebagai sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang mau tidak mau harus menjalin hubungan dengan orang lain.

“Say it with a rose” diharapkan dapat memberikan kesan pertama dalam sebuah persahabatan itu sebuah nilai plus, kesan yang baik untuk menjalin hubungan persahabatan yang berkelanjutan. Kesan pertama yang dibangun dalam persahabatan menentukan kelanjutan dalam sebuah relasi antara kita “orang percaya” dengan orang
yang belum percaya “teman”.

Jadi, “say it with a rose” merupakan media-sarana-chanel yang baik dalam menjembatani sebuah persahabatan demi jalan masuk Injil Kerajaan Allah.


TEMAN YANG BAIK TIDAK AKAN PERNAH MENIKMATI SEORANG DIRI SUKACITA YANG SEDANG DIALAMI DAN DIRASAKANNYA


Yohanes 3:16; bd. Amsal 17:17; Yohanes 15:9-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar